BAB XV

KEESOKAN harinya Dantes mengisi penuh saku-sakunya dengan batu permata. Peti
harta karunnya dia kubur kembali, lubang ke dalam gua disembunyikan dengan cermat.
Sekarang timbullah ketidaksabaran menanti kedatangan kawan-kawannya yang berjanji
akan menjemput. Dia sama sekali tidak berniat tetap berdiam di. pulau itu untuk merabaraba
dan memandangi hartanya seperti seekor ular naga menunggui kekayaan yang tidak
bermanfaat. Sudah tiba saatnya bagi dia kembali ke masyarakat untuk meraih kedudukan,
pengaruh dan kekuasaan yang dapat diberikan oleh harta kekayaan dalam dunia ini.
Kawan-kawannya datang pada hari keenam. Dari kejauhan pun Dantes sudah dapat
mengenali Jeune-Amelie. Dia bertari ke pantai. Ketika kawan-kawannya mendarat ia
menceritakan bahwa sekalipun rasa sakitnya belum hilang sama sekali, namun ia sudah
merasa kuat. Setelah itu, Dantes mendengarkan kisah petualangan kawan-kawannya.
Perjalanan mereka telah berhasil dengan baik. Semua, terutama, Jacopo, menyesalkan
sekali gangguan yang menimpa Dantes sehingga ia tidak dapat turut serta dan menikmati
keuntungan sebesar lima puluh piaster buat masing-masing. Dantes berusaha keras
menahan diri agar tidak tersenyum
mendengar jumlah keuntungan itu. Karena kedatangan Jeune-Amelie ke Monte Cristo
hanya untuk menjemput Dantes, pada malam itu juga kapal melanjutkan pelayarannya ke
Livorno.
Di Livorno Dantes menjual empat butir intan yang terkecil dengan harga lima ribu
frank sebutirnya. Keesokan harinya ia membeli sebuah kapal kecil untuk Jacopo,
menambahnya lagi dengan seratus piaster agar Jacopo dapat menyewa awak kapal,
dengan syarat Jacopo mau pergi ke Marseilles mencari keterangan tentang seorang tua
bernama Louis Dantes dan seorang wanita muda bernama Mercedes, Mula-mula Jacopo
serasa mimpi menerima hadiah ini. Dantes mengatakan bahwa ia menjadi pelaut hanya
sekadar memenuhi dorongan darah muda saja. Ketika kembali di Livorno ia menerima
warisan dari pamannya. Pendidikan Dantes yang jauh lebih tinggi, membuat ceritera
Dantes masuk di akal Jacopo sehingga ia tidak meragukannya sedikit pun. Hari
berikutnya Jacopo berlayar ke Marseilles. Dia harus menemui Dantes nanti di Pulau
Monte Cristo.
Pada hari yang sama Dantes meminta diri dari semua awak kapal Jeune-Amelie dan
memberi mereka masing-masing hadiah yang berharga dan berjanji akan mengabari
Kapten lagi pada suatu waktu.
Dantes pergi ke Genoa. Pada hari kedatangannya ia membeli sebuah kapal pesiar yang
sebenarnya dipesan oleh seorang Inggris, yang mendengar berita bahwa orang-orang
Genoa termashur sebagai pembuat kapal yang terbaik di seluruh Kepulauan Mediterania.
Orang Inggris itu telah sepakat dengan harga empat puluh ribu frank. Dantes menawar
empat puluh ribu frank asal kapal itu diserahkan kepadanya segera. Si pembuat kapal
menawarkan untuk mencarikan awak kapal, tetapi Dantes menjawab bahwa ia
mempunyai kebiasaan berlayar sendiri. Yang diinginkannya hanyalah supaya dibuatkan
sebuah ruang rahasia dalam kapal itu. Ruang itu selesai keesokan harinya dan dua jam
kemudian Dantes berlayar meninggalkan pelabuhan Genoa menuju Monte Cristo.
Pada hari kedua Dantes sudah sampai di tempat tujuan. Kapal pesiarnya itu baik
sekali, dapat menempuh jarak itu dalam tiga puluh lima jam. Dia pergi ke gua kekayaannya
dan menemukan peti masih dalam keadaan seperti waktu ditinggalkannya. Hari
berikutnya, seluruh kekayaannya telah dipindahkan ke dalam mang rahasia dalam
kapalnya.
Dantes menunggu Jacopo selama delapan hari. Selama itu ia mencoba kapalnya
sekitar pulau, menelitinya seperti seorang Joki memeriksa kudanya. Dalam waktu itu juga
ia sudah mengetahui apa kelebihannya dan apa pula kekurangannya. Dia berjanji kepada
dirinya untuk meningkatkan kelebihan-kelebihannya dan memperbaiki kekurangan-kekurangannya.
Pada hari kedelapan Jacopo tiba. Dia menambatkan kapal layarnya di sebelah kapal
Dantes. Dia membawa berita tak sedap mengenai kedua orang yang ditanyakan Dantes.
Louis Dantes telah meninggal dan Mercedes menghilang. Mendengar berita itu air muka
Dantes tidak berubah sedikit pun, ia tetap dapat menguasai dirinya. Tetapi segera ia pergi
ke pantai dan menolak siapa saja yang hendak menyertainya. Dia kembali dua jam
kemudian. Dua orang anak buah Jacopo diperbantukan kepada Dantes. Dia
memerintahkan berlayar menuju Marseilles.
Berita kematian ayahnya tidak terlampau mengejutkannya, tetapi bagaimana keadaan
Mercedes? Masih banyak hal lain yang ingin ia ketahui dan harus ia selidiki sendiri.
Setelah bercermin di Livorno, ia yakin bahwa ia tidak perlu khawatir dikenal orang.
Selain dari itu ia mempunyai segala sesuatu yang diperlukan untuk menyamar. Pada
suatu pagi, kapal pesiarnya diikuti oleh kapal Jacopo, langsung memasuki pelabuhan
Marseilles dan berlabuh tepat di seberang tempat Dantes menaiki perahu menuju ke
gedung If empat belas tahun yang lalu.
Di dalam kapal karantina, hatinya tak urung merasa cemas ketika melihat seorang
serdadu menghampirinya. Namun, dengan penguasaan diri yang sempurna dan telah
menjadi salahsatu kemampuannya, ia menyodorkan paspor Inggris yang dibelinya di
Livorno. Tanpa kesukaran sedikit pun ia mendarat.